HikmahKeluargaOpini

Langkah Penting Dalam Mementaskan Hidup

Ibnu Quddamah dalam Minhajul Qashidin mengutip uraian tentang dosa besar yang disebutkan oleh Abu Thalib Al Makky. Katanya, “Dosa-dosa besar itu ada tujuh belas. Saya menghimpunnya dari sejumlah atsar.

Empat macam ada di dalam hati, yaitu: syirik, terus-menerus melakukan kedurhakaan, putus asa dari rahmat Allah dan merasa aman dari tipu daya Allah. Empat macam ada di lidah, yaitu: kesaksian palsu, menuduh wanita yang baik-baik, minum khamar, makan harta anak yatim dengan zalim dan memakan riba.

Dua macam ada di kemaluan yaitu zina dan seks dengan sejenis. Dua macam ada di tangan yaitu membunuh dan mencuri. Satu macam ada di kaki yaitu melarikan diri saat pertempuran. Satu macam ada di seluruh badan yaitu durhaka pada orangtua.”

Ketiga, berdoa memohon petunjuk Allah. Permohonan petunjuk Allah saat kita memilih, adalah bukti dan cermin suasana iman yang sangat mempercayainya, membutuhkan, dan mengakui keagungan dan kuasa Allah dalam segala hal.

Manusia sering keliru menentukan pilihan yang menurutnya baik. Ternyata di kemudian hari pilihan itu justru menjadi awal bencana baginya.

Kita kadang menilai negatif, antipati, menolak sesuatu berdasarkan logika, pikiran yang terbatas. Tapi, ternyata hal itu justru mendatangkan manfaat yang sangat luar biasa untuk Allah.

Allah berfirman, “Bisa jadi engkau membenci sesuatu padahal sesuatu yang engkau benci itu baik bagimu. Bisa jadi engkau menyukai sesuatu padahal sesuatu yang engkau sukai itu tidak baik bagimu.”

Keempat, tumbuh dan pelihara perasaan takut pada Allah SWT. Rasa aman akan azab dari Allah juga dapat menyebabkan seseorang lalai dengan dosa, memudah-mudahkan kesalahan dan menunda-nunda pekerjaan baik, hingga akhirnya tenggelam dalam kemaksiatan.

Allah SWT berfirman, “Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan seksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (QS. Al-A’raf: 97-99).

Kelima, sadari bahwa hidup ini hanya sementara. Pilihan dalam hidup sangat dipengaruhi bagaimana kita memandang hidup. Panjang angan-angan, menumpuk mimpi, terlalu berobsesi pada kehidupan dunia, akan membawa orang lupa bahwa hidup ini sementara. Kondisi inilah yang akan menjadikan orang tidak mampu memandang secara benar dalam memilih.

Keenam, tanamkan kekhawatiran su’ul khatimah. Takut dan khawatir itu bermacam-macam. Ada orang yang dalam hatinya dominan rasa takut terhadap kematian sebelum bertaubat. Ada orang yang merasa lebih takut condong pada kenikmatan dan beralih dari sikap istiqomah. Ada yang takut terhadap akhir hidup yang buruk. Yang paling tinggi adalah yang terakhir.

Di antara orang yang takut adalah orang yang takut sakratul maut dan kepedihannya atau pertanyaan malaikat mungkar dan nakir. Takut meniti shirat, takut neraka dan kobarannya, takut tidak bisa masuk surga.

Ketujuh, renungi pilihan-pilihan yang lalu. Bukan untuk sekedar merenung, menyesal dan kemudian melemparkan kesalahan pada nasib. Bukan juga untuk mengatakan, kenapa tidak begini, kenapa begitu. Perenungan yang kemudian membuka celah kata-kata jika begini, seandainya begitu, sama dengan membuka celah setan untuk menyesali hidup, merasa sangat bersalah dan bersikap putus asa.

Sikap seperti itu tidak ada gunanya dan dilarang. Rasulullah dalam sebuah hadis mengingatkan bahwa perkataan “jika dan seandainya” itu adalah pintu bagi setan untuk mengganggu manusia.

Penulis Pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia.

A Group Member of:
Toko SosmedToko SosmedWWW.ARDADINATA.COMWWW.ARDADINATA.COMInSanitarianMIQRA INDONESIA

Arda Dinata

*Arda Dinata, adalah kolomnis tetap di Sanitarian Indonesia (http://insanitarian.com). Aktivitas hariannya sebagai peneliti, sanitarian, dan penanggungjawab Laboratorium Kesehatan Lingkungan, tinggal di Pangandaran.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!